- DEFINISI MUTU
- Gaspersz(1997) menyatakan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau pribadi yang baik dalam tingkah lakuseseorang yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
- Kualitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, kesesuaiandengan pihak pemakai atau bebas dari kerusakan/cacat
- DEFINISI MUTU PELAYANAN
- Suatu kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan prinsip: lebih mudah, lebih baik, cepat, tepat, akurat, ramah, sesuai dengan harapan pelanggan.
- kegiatan pelayanan yang diberikan kepada seseorang atau orang lain, organisasi pemerintah/swasta, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
· 2. Mutu Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat
produk atau jasa pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan
pemeliharaan di mana produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan
bertemu dengan harapan pelanggan
·
3. Beberapa Definisi Profesional tentang mutu, antara lain : Mutu
gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for
Quality Control). Mutu “Fitness for use”, atau kemampuan kecocokan penggunaan
(J.M. Juran). Mutu kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The conformance
of requirements- Philip B. Crosby, 1979).
·
4. Mutu sebagai keistimewaan Produk Di mata pelanggan, semakin baik
keistimewaan produk semakin tinggi mutunya. Mutu berarti bebas dari kekurangan
(defisiensi) Di mata pelanggan semakin sedikit kekurangan, semakin baik
mutunya. Banyak arti tentang mutu namun dua di antaranya sangat penting bagi
manajer, meskipun tidak menyadarinya, yaitu :
·
5. Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan : Mutu
yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk :
Meningkatkan kepuasan pelanggan. Membuat produk mudah laku dijual Memenangkan
persaingan Meningkatkan pangsa pasar Memperoleh pemasukan dari penjualan
Menjamin harga premium Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan
Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
·
6. Mutu yang bebas dari kekurangan : Mutu yang lebih tinggi
memungkinkan untuk : Mengurangi tingkat kesalahn Mengurangi pekerjaan ulang dan
pemborosan Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi Mengurangi
ketidakpuasan pelanggan Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
·
7. Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar Tingkatkan
hasil/kapasitas Meningkatkan kinerja pengiriman Dampak utama biaya Biasanya
mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit
·
8. Beberapa Faktor-Faktor yang Berorientasi waktu yang perlu
diperhatikan yang berkaitan dengan fitness for use , yaitu : Availibility
(tersedianya) Reliability (daya tahan atau kehandalan) Maintainability
(kemampuan pemeliharaan) Producibility/manufacturability (Kemampuan
Menghasilkan)
·
9. Trilogi Juran : Perencanaan Mutu (Quality Planning) Pengendalian
Mutu (Quality Control) Peningkatan Mutu (Quality Improvement)
·
10. Perencanaan Mutu : Suatu mutu seharusnya direncanakan atau
dirancang, yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut : Menetapakan
(Identifikasi) siapa pelanggan Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan
mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan. mengembangkan
proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk Mengarahkan perencanaan ke
kegiatan- kegiatan operasioanal
·
11. Pengendalian Mutu : Kontrol mutu adalah proses deteksi dan
koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga
mutu dapat dipertahankan. Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain :
Evaluasi kinerja dan kontrol produk Membandingkan kinerja aktual terhadap
tujuan produk. Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
·
12. Peningkatan Mutu : Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu :
Fitness for use Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan Kegiatan-kegiatan
Peningkatan Mutu : Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya
peningkatan mutu. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek
peningkatan mutu. Menetapkan tim proyek Menyediakan tim dengan sumber daya,
pelatihan, motivasi untuk : Mendiagnose penyebab Merangsang perbaikan
Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
·
13. Meningkatkan fitness for use mempunyai beberapa Manfaat : Mutu
lebih baik dari pengguna Pangsa Pasar yang besar untuk manufaktur Harga premi
bagi manufaktur Status pasaran bagi manufaktur
·
14. Mengurangi tingkat Kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat :
Mengurangi biaya dan beberapa gesekan pengguna Mengurangi secara dramatis
pembiayaan bagi manufaktur. Meningkatkan produktivitas lebih mudah diproduksi
Mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu
·
15. Manajemen Mutu Philip B. Crosby Menurut, Philip B. Crosby, ada
“empat hal yang mutlak (absolut)” menjadi bagian integral dari manajemen mutu,
yaitu bahwa : Definisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (The
definition of Quality is conformance to requirements) Sistem mutu adalah
pencegahan ( The system of quality is prevention) Standar penampilan adalah
tanpa cacat (The performance standard is Zero Defects) Ukuran mutu adalah harga
ketidaksesuaian (The measurement of quality is the price of nonconformance)
·
16. Ada 14 langkah yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana Zero Defects,
yaitu : Komitmen Manajemen (Management Commitment) Tim Peningkatan Mutu
(Quality improvement Team) Pengukuran-Pengukuran (Measurement) Biaya Mutu (Cost
of Quality) Sadar akan Mutu (Quality awareness) Kegiatan koreksi (Corrective
action) Rencana ZD (zero deffects planning) Pelatihan pekerja (employee
education) Hari ZD (zero deffects day) Menyusun tujuan (Goal setting) Mengganti
penyebab kesalahan (error cause removal) Pengakuan (recognition) Dewan Mutu
(Quality council) Kerjakan sekali lagi (Do it ever again)
·
17. Manajamen Mutu Atau 14 Anjuran Deming Dapat di Ringkas Dalam
Pengertian Segitiga Deming,Segitiga Joiner Atau Segitiga TQM * Aksioma 1 :
Komitmen tingkat puncak untuk perbaikan mutu. * Aksioma 2 : Menatap setiap
aspek secara efektif untuk meyakinkan bahwa produk atau jasa di rancang,
dibangun, dan diantarkan sesuai dengan harapan pelanggan. * Aksioma 3 : Setiap
anggota organisasi menyadari pentingnya peranan dirinya untuk pencapaian
tersebut.
·
18. Management Commitment to improvement Apply the statisticals
methodology Improve Interrelationship Deming`s Triangle The TQM Triangle The
Joiner Triangle Aksioma 2 : Pengetahuan Ilmiah (Scientific Knowledge) Aksioma 3
: Keterlibatan (Involvement) Improve Interrelationship All in One Team
Obsession of Quality Use of the Scientific Methode
·
19. Faktor-faktor Fundamental yang mempengaruhi mutu 9 M Men Money
Materials Machines Modern Information Methods Markets Management Motivation
Mounting Product Requirement
·
20. Jenis-jenis Mutu menurut Tempatnya Q0 :
Permintaan/kebutuhan/keinginan/penggunaan yang merupakan akhir kepuasan
pelanggan. Q1 : Permintaan untuk usaha memperoleh pelanggan. Q2 : Tujuan mutu
untuk riset dan pengembangan operasional. Q3 : Instruksi mutu (tujuan) spesifik
oleh manajer puncak untuk mutu baru produk akan datang Q4 : Permintaan mutu
spesifik dalam gambar dan spesifikasi. Q5 : Mutu produk protipe baru. Q6 :
Desain proses mencapai mutu.
·
21. Jenis-jenis Mutu menurut Tempatnya Q7 : Mutu produk yang
disuplai Q8 : Mutu pada masing – masing produk proses Q9 : Mutu yang dijamin
dengan test dan inspeksi Q10 : Mutu ketika produk dikirim ke pelanggan Q11 :
Mutu pelayanan oleh personil pendukung produk pada pelanggan Mutu dalam Audit :
Mutu diidentifikasi melalui audit mutu oleh manajer puncak atau bagian Total
Quality Control atau bagian Quality Assurance Mutu dalam menangani keluhan :
Mutu atau efisiensi atau efektifitas dan klaim pelanggan atau penanganan
keluhan
·
22. Klasifikasi mutu dalam “Product Life Cycle” Mutu di dalam
Perencanaan Mutu di dalam Desain Mutu di dalam Produksi Mutu di dalam Penggunan
·
23. Proses Kendali Mutu Susun Standar-standar Umur dan Monitor
kerja Bandingkan Kinerja dan standar Apakah Standar Dipenuhi ? Ambil Tindakan
Koreksi Lanjutkan Cara Pelaksanaan tersebut Ya Tidak
·
24. Kepuasan Pelanggan Kepuasan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingka penampilan atau
outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang Philip
Kotler
·
25. Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan pasien terutama saat
pertama kali datang. Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan,
apa yang dapat diharap Prosedur perjanjian Waktu tunggu Fasilitas umum yang
tersedia Fasilitas perhotelan Outcome terapi dan perawatan yang diterima
Kepuasan pelanggan rumah sakit atau organiasi pelayanan kesehatan lain atau
kepuasan pasien Dipengaruhi banyak faktor, antara lain yang Bersangkutan dengan
:
·
26. Mengukur Kepuasan Pelanggan Puas atau tidak puas seseorang
tergantung pada : Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak
senang). Tingkatan daripada evaluasi “baik atau tidak” untuk dirinya, melebihi
atau di bawah standar.
·
27. Standar adalah suatu harapan dimana nilai yang diharapkan akan
terwujud, sebelumnya lebih dulu melakukan pembelian atau penggunaan. Standar
dapat berupa : Penampilan yang diperkirakan Berdasarkan norma dan pengalaman
Kewajaran Nilai-nilai Ideal Toleransi minimum Kepantasan Keinginan atau janji
penjual
·
28. Pelanggan adalah : Orang yang paling penting dalam setiap
kesibukan atau bisnis kita Tidak tergantung pada kita. Kita bergantung pada
mereka Tidak merepotkan kita, mereka adalah yang kita maksud Bagian dari kita,
bukan di luar kita Tidak sekedar statistik. Mereka memiliki perasaan, seperti
kita. Orang yang datang kepada kita dengan kebutuhan dan keinginannya adalah
tugas kita untuk memenuhinya Mereka adalah darah kehidupan organisasi, tanpa
mereka kita tidak ada.
·
29. Produk dan Kepuasan Pelangga n Beberapa definisi menurut J. M.
Juran : Produk adalah keluaran (output) dari proses. Barang adalah benda-benda
fisik seperti mobil, televisi Jasa adalah pekerjaan yang dikerjakan untuk orang
lain seperti transportasi, hotel, rumah sakit, dll Keistimewaan produk adalah
sifat yang dimiliki oleh suatu produk yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu dari konsumen. Kekurangan (defisiensi) produk adalah kegagalan produk
yang mengakibatkan ketidakpuasan terhadap produk.
·
30. “ Kepuasan Sepenuhnya Pelanggan ” Big Quality Keamanan
Penghantaran Tepat Jumlah Tepat Waktu Tepat Tempat Biaya Biaya Harga Mutu
Pekerjaan Sehari-hari Produk/Jasa Moral Pegawai Keamanan Penggunan
·
31. Mutu Berdasarkan Kepuasan Pelanggan Paling penting kondisi bagi
pelanggan adalah : Kenyataan penggunaan akhir Harga jual produk dan jasa Yang
dapat direfleksikan dalam sepuluh kondisi yaitu Spesifikasi Dimensi dan
karakter Operasional ( The Spesification of Dimensions and Operoting
Characteristics ) Sasaran daya tahan dan lamanya bertahan ( The Live and Reliability
Objective ) Standar yang Relevan ( The Relevants Standards ) Persyaratan
Keamanan ( The Safety Requirements ) Biaya Engineering,Manufacturing dan Biaya
Mutu Instalasi Lapangan Pertimbangan Lingkungan Biaya Operasional Palanggan
·
32. “ NILAI PELANGGAN” Nilai Pelanggan ( Customer Value ) dapat di
definisikan sebagai hasil penjumlahan dari manfaat yang diperoleh dan
pengorbanan yang diberikan,yang hasilnya sebagai konsekuensinya adalah
pelanggan menggunakan produk atau jasa pelayanan untuk memenuhi kebutuhannya
·
33. Nilai yang Disampaikan Pelanggan Nilai Produk Biaya Moneter
Biaya Waktu Nilai Service Biaya Energi Nilai Service Biaya Psikis Nilai Image
Nilai Total Pelanggan Biaya Total Pelanggan Nilai Yang Disampaikan Pelanggan +
+ + + + +
·
34. Hubungan Desain,Produk,Pelanggan dan Nilai Pelanggan Mutu
Penampilan Mutu Desain DESAIN Mutu Kesesuaian PRODUK Mutu Penampilan PELANGGAN
·
35. Marketing Mix dan Pelayanan Pelanggan Fungsi pemasaran terdiri
atas tiga komponen : Marketing mix Product, Price, Promotion, place Market
forces Pelanggan, Perilaku industri, kompetitor, pemerintah dan peraturan
perundang- undangan Matching Proces People, process, Customer Service
·
36. Dimensi Mutu Delapan dimensi Mutu : Penampilan (performance),
suatu karakter utama hasil produk Gambaran atau keistimewaan (features)
Ketahanan (reliability) Kesesuaian (conformance) Lama bertahan (durability)
Kemampuan pelayanan (serviceability) Estetika (Asthetics) Mutu yang dirasakan
(perceived quality)
·
37. Mutu Pelayanan Kesehatan Pandangan Pasien terhadap Mutu
Pandangan Provider terhadap Mutu
·
38. Pandangan Pasien terhadap Mutu Pandangan pasien terhadap Mutu
Klinik, yaitu : Dokter terlatih dengan baik Melihat dokter yang sama setiap
visite Perhatian pribadi dokter terhadap pasien Privacy dalam diskusi penyakit
Ongkos klinik terbuka Waktu tunggu dokter yang singkat Informasi dari dokter
Ruang istirahat yang baik Staf yang menyenangkan Ruang tunggu yang nyaman
·
39. Pandangan Provider terhadap Mutu Pandangan provider terhadap
Mutu Klinik, yaitu : Perilaku seseorang terhadap pasien, dokter dsb Koordinasi
antar peran masing-masing, interdepartemen Jumlah kontak dengan pasien Kepuasan
pasien dan hal-hal yang menyenangkan Keterampilan medis dan fisilitas Fasilitas
fisik
·
40. Lanjutan 7. Kelangsungan perawatan, dokter yang sama visite
pasien berikutnya 8. Follow-up, seperti janji pasien kembali 9. Penyukuhan
pasien dan pemahamannya 10.Hubungan pasien staf 11. Sistem pencatatan 12.
Penekanan riset 13. Hubungan antar staf
·
41. Mutu Pelayanan dibuat dalil (postulate) ke dalam lima komponen atau
dimensi, kemudian dibuat daftar atribut sebagaimana daftar berikut : Preventif
Check Up Pemeriksaan Rectal Pemeriksaan Pelvic Papanicolau smear Prenatal Check
Up Imunisasi Pemeriksaan Bayi Serologi Nasihat menghindari masalah yang dapat
terjadi akan datang Komprehensif Keadaan sekunder Faktor-faktor Sosial
·
42. Mutu Pelayanan dibuat dalil (postulate) ke dalam lima komponen atau
dimensi, kemudian dibuat daftar atribut sebagaimana daftar berikut : Koordinasi
Rujukan spesialis Rujukan Paramedik Pelayanan Konsultasi Kelangsungan Follow up
visite Follow up visite yang diminta Kelangsungan tenaga medis Catatan Kemajuan
Pelayanan Rehabilitasi
·
43. Mutu Pelayanan dibuat dalil (postulate) ke dalam lima komponen
atau dimensi, kemudian dibuat daftar atribut sebagaimana daftar berikut :
Rasionalitas Keluhan utama - Pengobatan : resep Riwayat - Pengobatan : yang
lain Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan darah lengkap Diagnosis - Pemeriksaan
Urine Permintaan LAboratorium - Pekerjaan Lab yang lain Catatan Hasil
laboratorium - Pekerjaan radiologi lain Pengamatan Dokter Pembedahan Pengobatan
: injeksi
·
44. Beberapa Definisi Profesional tentang mutu Pelayanan Kesehatan,
antara lain : Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai
(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang
telah mempunyai kemampua untuk menghasilkan dampat pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi ( Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar,
WHO, 1988).
·
45. Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu
keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam
paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980)
·
46. Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari beberapa Sudut Pandang
Pasien, Petugas Kesehatan dan Manajer Mutu merupakan fokus sentral dari tiap
uapaya untuk memberikan pelayanan kesehatan Pasien dan Masyarakat Mutu
pelayanan berarti suatu empathi, respek dan tanggap akan kebutuhannya,
pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang ramah
pada waktu mereka berkunjung. Petugas Kesehatan Mutu pelayanan berarti bebas
melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat
kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik. Kepuasan
Praktisioner Suatu ketetapan “kebagusan” terhadap penyediaan dan keadaan dari
pekerja praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri
Manajer Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit
·
47. DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN Kompetensi Teknis (Technical
competence) Akses terhadap pelayanan (Access to service) Efektivitas
(Effectiveness) Efisiensi (Efficiency) Kontinuitas (Continuity) Keamanan
(Safety) Hubungan antar manusia (Interpersonal relations) Kenyamanan
(Amenities) Infomasi (imformetioms) Ketepatan waktu
·
48. Dimensi Kompetensi Teknis Keterampilan, kemampuan dan
penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Berhubungan dengan bagaimana
pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang telah
disepakati. Jika tidak dipatuhi akan mengakibatkan menurunnya mutu layanan
kesehatan dan membahayakan jiwa pasien .
·
49. Dimensi Keterjangkauan atau Akses terhadap Layanan Kesehatan
Artinya layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang
oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa.
·
50. Dimensi Efektivitas Layanan Kesehatan Artinya harus mampu
mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit serta
berkembangnya dan/atau meluasnya penyakit yang ada. Dimensi efektivitas
berkaitan dengan dimensi kompetensi teknis, terutama dalam pemilihan alternatif
dalam menghadapi relative risk dan keterampilan dalam mengikuti prosedur.
·
51. Dimensi Efisiensi Layanan Kesehatan Layanan kesehatan yang
efisien dapat melayani lebih banyak pasien dan atau masyarakat. Dengan
melakukan analisis efisiensi dan efektivitas, maka bisa diperoleh intervensi
yang paling efisien.
·
52. Dimensi Kesinambungan Layanan Kesehatan Pasien harus dapat
dilayani sesuai kebutuhanya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi
prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Riwayat yang terdokumentasi
dengan lengkap dapat digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan tepat waktu
dan tepat tempat.
·
53. Dimensi Keamanan Layanan kesehatan harus aman, baik bagi
pasien, pemberi layanan, maupun bagi masyarakat sekitarnya. Bemutu dan aman
dari resiko cedera, infeksi, efek samping dan bahaya lain yang ditimbulkan oleh
layanan kesehatan. Penting untuk disusun prosedur untuk menjamin keamanan kedua
belak pihak.
·
54. Dimensi Kenyamanan Dimensi ini tidak berhubungan langsung
dengan efektivitas layanan kesehatan, tapi mempengaruhi kepuasan pasien untuk
datang berobat kembali. Dimensi ini terkait dengan kepercayaan pasien,
pembayaran biaya layanan, penampilan fisik layanan, pemberi pelayanan,
peralatan medis dan non medis
·
55. Dimensi Informasi Mampu memberikan informasi jelas tentang apa,
siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dan/atau telah
dilaksanakan. Dimensi ini sangat penting di tingkat Rumah Sakit dan Puskesmas.
·
56. Dimensi Ketepatan Waktu Layanan kesehatan harus dilaksanakan
dalam waktu dan cara yang tepat oleh pemberi pelayanan yang tepat dan
menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta denga biaya yang efisien
(tepat).
·
57. Dimensi Hubungan Antarmanusia Hubungan antarmanusia merupakan
interaksi antara pemberi layanan kesehatan dengan pasien atau konsumen,
antarsesama pemberi layanan kesehatan, hubungan antara atasan dan bawahan,
dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, pemerintah daerah, LSM, masyarakat,
dll.
·
58. MANFAAT PROGRAM JAMINAN MUTU 1.Penerapan pendekatan jaminan
mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa organisasi layanan akan selalu
menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu, artinya layanan kesehatan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan pasien serta mampu dibayar oleh pasien.
·
59. 2.Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan
menjadikan organisasi layanan kesehatan semakin efisien karena semua orang yang
bekerja dalam organisasi itu akan bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang
terus menerus diperbaiki.
·
60. 3. Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan
membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat, terkenal dan selalu
dicari oleh siapapun yang membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta
tempat kerja idaman bagi profesi layanan kesehatan yang kompeten dan
berperilaku terhormat.
·
61. 4.Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama
akan memperhatikan keluaran layanan kesehatan, sehingga setiap pelaksanaan
tugas harus dilakukan dengan benar agar layanan kesehatan benar-benar
bermanfaat bagi pasien.
·
62. 5.penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan
menumbuhkan kepuasan kerja, komitmen dan peningkatan moral profesi layanan
kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan pasien.
·
63. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Pada umumnya untuk
meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara: 1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber
daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material 2. Memperbaiki metode
atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan Ada tiga Pendekatan
evaluasi (penilaian) mutu, yaitu : Struktur Proses Outcomes
·
64. Struktur Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan
peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di
fasilitas kesehatan. Struktur = input Baik tidaknya struktur sebagai input
dapat diukur dari : Jumlah, besarnya input Mutu struktur atau mutu input
Besarnya anggaran atau biaya Kewajaran
·
65. Outcomes Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan
tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Dapat berarti adanya perubahan
derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif. Outcome jangka
pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu.
Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional pasien.
·
66. Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara
profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan
interaksinya dengan pasien. Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan,
indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus. Baik tidaknya proses dapat
diukur dari : Relevan tidaknya proses itu bagi pasien Fleksibilitas dan
efektifitas Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang
semestinya Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
·
67. Pendekatan Mutu Pelanggan Pelayanan Kesehatan Pada umumnya
pendekatan terhadap mutu pelayanan kesehatan ada dua cara: Pendekatan kesehatan
masyarakat Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem pelayanan kesehatan dari
tingkat dasar (grass root) sampai yang tertinggi. Pendekatan institusional atau
individual pendekatan ini berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan terhadap
perorangan oleh suatu institusi atau fasilitas kesehatan.
·
68. Pelanggan dalam pelayanan Kesehatan Pelanggan Internal Para
tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana fungsional lainnya seperti
laboratorium, radiologi, gizi, ambulance, blood bank, yang kesemuanya saling
membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan kesehatan intern
Pelanggan Eksternal pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi
organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan
·
69. Pelayanan Medis yang Baik : Pelayanan medis yang baik adalah
praktek kedokteran (pengobatan) yang rasional yang berdasarkan ilmu
pengetahuan. Pelayanan medis yan baik, menekankan pencegahan Pelayanan medis
yang baik, memerlukan kerjasama yang cerdik (intilligent) antara pasien yang
awam dan para praktisi yang ilmiah medis Pelayanan medis yang baik, memerlukan
individu seutuhnya Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi
yang akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien Pelayanan medis yang
baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial Pelayanan kesehatan
yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan Pelayanan medis
yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu
kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua orang.
·
70. Mutu pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Perundang-undangan :
UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Mutu dalam Sistem kesehatan Nasional
(SKN) RP3JPK (1983) GBHN 1993, Tap MPR No. II/MPR/1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar